Rabu, 08 Mei 2013

MANAJEMEN PENDIDIKAN



 

Definisi Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan untuk saat ini yakni merupakan hal yang perlu diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilakan keluaran yang diinginkan.

Menurut Dale yang mengutip beberapa pendapat ahli tentang pengertian manajemen, merincikan bahwa manajemen berarti:

1. Mengelola orang-orang

2. Pengambilan keputusan

3. Proses pengorganisasian dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang ditentukan

4. Pendapat pertama merupakan penanganan terhadap para anggota organisasi, sedangkan pendapat kedua dan ketiga mencakup para anggotanya dan materi.

Sedangkan definisi pendidikan secara luas terbatas adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, pemerintah, melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran atau latihan yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan dating. Pendidikan merupakan pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal,non formal dan informal di sekolah dan luar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.

Dari pengertian di atas ,manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinasi berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan,laboratorium,dsb untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.

Ada sepuluh pengertian manajemen pendidikan dari berbagai referensi yang telah saya baca, yaitu:

1. Menurut Prof. DR. Oemar Hamalik.Manajemen pendidikan adalah suatu proses atau sistem organ peningkatan kemanusiaan dalam kaitannya dengan suatu sistem pendidikan.

2. Menurut Prof. DR. H . Muhaimin,MA ; Hj. Suti’ah, MPd; Sugeng Listyo Prabowo, MPd.Manajemen Pendidikan merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

3. Menurut Zainal Aqib dalam bukunya yang berjudul “ Belajar dan Pembelajaran di Taman Kanak-kanak”Manajemen Pendidikan yaitu keseluruhan proses pendayagunaan semua sumber daya manusia maupun bukan sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan Instruksional pendidikan.

4. Menurut Drs. B. Suryosubroto.Manejemen Pendidikan dari segi Kepemimpinan, merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana dengan kemampuan yang dimiliki administrator pendidikan itu, ia dpt mlksnskn pencapaian tujuan pendidikan.

5. Menurut Redja Mudyaharjo dalam bukunya “Manajemen pendidikan adalah suatu proses untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasaran pendidikan seperti laboratorium, perpustakaan, dsb untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.

6. Menurut Biro Perencanaan Depdikbud, manajemen pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya,yaitu manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, ketrampilan, kesehatan jasamani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta bertanggung jawab pada kemasyarakatan dan kebangsaan.

7. Menurut Engkoswara (2001); manajemen pendidikan adalahsuatu ilmu yang mempelajarai bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktifdan bagaimana menciptakan suasana bagi manusia yang turut serta didalam mencapai tujuan yang disepakati bersama.

8. Menurut Soebadio Atmodiwiryo (2000); manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

9. Menurut Djam’an Satori (1980); manajemen pendidikan ialah keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materiil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

10. Menurut Made Pidarta (1988); manajemen pendidikan ialah aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.

Manajemen Pendidikan untuk Anak Usia Dini atau Taman Kanak-kanak pada dasarnya merupakan implementasi manajemen pendidikan , yaitu keseluruhan proses pendayagunaan semua sumber daya manusia maupun bukan manusia dalam rangka mencapai tujuan intsruksional pendidikan prasekoah. Sumber daya yang dimaksud adalah komponen-komponen dalam system pendidikan, seperti Program kegiatan belajar (PKB), Pembina, sarana, prasarana, uang dan komponen lainnya.

Tujuan manajemen pendidikan untuk Anak Usia dini atau taman kanak-kanak adalah agar sistem pendidikan berlangsung efektif dan efisien.

Komponen sistem pendidikan pada umumnya mencakup enam hal, yaitu :

1. manajemen program pembelajaran

2. manajemen kesiswaan

3. manajemen kepegawaian

4. manajemen sarana dan prasarana

5. manajemen keuangan

6. manajemen hubungan dengan masyarakat

Manajemen program pembelajaran adalah segala usaha pengaturan proses belajar mengajar dalam rangka terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

Di lembaga pendidikan taman kanak-kanak, pengaturan proses belajar mengajar itu didasarkan pada Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar Mengajar (GBPKB) yang ditetapkan okeh Departemen Pendidikan Nasional.

Tujuan manajemen program pembelajaran adalah untuk menciptakan proses belajar mangajar yang dengan mudah direncanakan,diorganisasikan, dilaksanakan dan dikendalikan dengan baik. Sehingga proses belajar mengajar tersebut dapat berlangsung secara efektif dan efisien.


Pengertian manajemen dan manajemen pendidikan menurut pendapat saya :

a. Pengertian Manajemen menurut pendapat saya adalah suatu ilmu pengetahuan atau seni memimpin orang dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang melibatkan dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.

b. Pengertian Manajemen Pendidikan menurut pendapat saya ; Manajemen adalah seni atau ilmu mengelola sumber daya manusia (pendidik) untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Bimbingan Kelompok

    Suatu proses layanan sangat ditentukan pada tahapan-tahapan yang harus dilalui sehingga akan terarah, runtut, dan tepat pada sasaran. Dari awal sampai akhir akan saya jabarkan disini sehingga diharapkan tidak ada kesalahan dalam proses pemberian Layanan Bimbingan Kelompok. Tahap pelaksanaan bimbingan kelompok menurut Prayitno (1995: 40) ada empat tahapan, yaitu

Tahap I Pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota. Memberikan penjelasan tentang bimbingan kelompok sehingga masing-masing anggota akan tahu apa arti dari bimbingan kelompok dan mengapa bimbingan kelompok harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan main yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok ini. Jika ada masalah dalam proses pelaksanaannya, mereka akan mengerti bagaimana cara menyelesaikannya. Asas kerahasiaan juga disampaikan kepada seluruh anggota agar orang lain tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada mereka.

Tahap II Peralihan

Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Ada kalanya jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota kelompok dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan. Ada kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan keompok yang sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan seperti ini pemimpin kelompok, dengan gaya kepemimpinannya yang khas, membawa para anggota meniti jembatan itu dengan selamat.


Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu: 1) Menjelaskan kegiaatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya; 2) menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya; 3) membahas suasana yang terjadi; 4) meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota; 5) Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama.

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin, yaitu:

Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka

Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kekuasaannya.

Mendorong dibahasnya suasana perasaan.

Membuka diri, sebagai contoh dan penuh empati.

Tahap III Kegiatan

Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok. ada beberapa yang harus dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur proses kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan dan penguatan serta penuh empati.


Tahap ini ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan, yaitu:

Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah atau topik bahasan.

Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih dahulu

Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan tuntas.

Kegiatan selingan.

Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat terungkapnya masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok. Selain itu dapat terbahasnya masalah yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas serta ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik yang menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan.

Tahap IV Pengakhiran

Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu. Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai seyogyanya mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama tercapai secara penuh. Dalam hal ini ada kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan berhenti melakukan kegiatan, dan kemudian bertemu kembali untuk melakukan kegiatan. Ada beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:

Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.

Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan.

Membahas kegiatan lanjutan.

Mengemukakan pesan dan harapan.

Setelah kegiatan kelompok memasuki pada tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok mampu menerapkan hal-hal yang mereka pelajari (dalam suasana kelompok), pada kehidupan nyata mereka sehari-hari.



Rabu, 01 Mei 2013

HAKIKAT MANUSIA MENURUT KONSELING REALITAS






Berdasarkan konsep perilaku manusia, prinsip kerja konseling berdasarkan konseling realitas berdasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut.Perilaku manusia didorong oleh usaha untuk menemukan kebutuhan dasarnya baik fisiologis maupun fisiologi maupun psikologis. Kebutuhan dasar seseorang adalah: (a) kebutuhan untuk menciptakan untuk mencintai dan dicintai, dan (b) kebutuhan untuk merasakan bahwa kita berguna untuk diri sendiri dan untuk orang lain.Jika individu frustasi karena gagal memperoleh keputusan atau tidak terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya dia akan mengembangkan identitas kegagalan. Sebaliknya jika dia berhasil memperoleh kepuasan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya maka akan mengembangkan identitas keberhasilan.Individu pada dasarnya memiliki kemampuan untuk mengubah identitasnya dari identitas kegagalan ke identitas keberhasilan. Individu yang bersangkutan adalah pihak yang mampu mengubah dirinya sendirinya.Faktor tanggung jawab adalah sangat penting pada manusia. Orang yang berusaha memperoleh kepuasan mencapai success identity menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab.Faktor penilaian individu tentang dirinya sangat penting untuk menentukan apakah dirinya termasuk memiliki identitas keberhasilan atau identitas kegagalan.

Pengertian Bimbingan






         Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan. Pengertian tetang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908. Sejak itu muncul rumusan tetang bimbingan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan, sebagai suatu pekerjaan yang khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya. Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli memberikan pengertian yang saling melengkapi satu sama lain.

dilakukan untuk meningkatakan pewujudan diri individu. Dapat dipahami bahwa bimbingan membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya.
Pengertian Bimbingan
Maka untuk memahami pengertian dari bimbingan perlu mempertimbangkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
“Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih,mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya” (Frank Parson ,1951).
Frank Parson merumuskan pengertian bimbingan dalam beberapa aspek yakni bimbingan diberikan kepada individu untuk memasuki suatu jabatan dan mencapai kemajuan dalam jabatan. Pengertian ini masih sangat spesifik yang berorientasi karir.
“Bimbingan membantu individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri” (Chiskolm,1959).
Pengertian bimbingan yang dikemukan oleh Chiskolm bahwa bimbingan membantu individu memahami dirinya sendiri, pengertian menitik beratkan pada pemahaman terhadap potensi diri yang dimiliki.
“Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu” (Bernard & Fullmer ,1969).
Pengertian yang dikemukakan oleh Bernard & Fullmer bahwa bimbingan
“Bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik” (Mathewson,1969).
Mathewson mengemukakan bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan pada proses belajar. Pengertian ini menekankan bimbingan sebagai bentuk pendidikan dan pengembangan diri, tujuan yang diinginkan diperoleh melalui proses belajar.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat diambil kesimpulan tentang pengertian bimbingan yang lebih luas, bahwa bimbingan adalah :

“Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkunganya serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat”


Pengertian Motivasi



       Motivasi dapat didefinisikan dengan segala sesuatu yang mana menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhannya.  Menurut M. Utsman Najati, Motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktifitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkan menuju tujuan tertentu. 
Motivasi memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar, mempengaruhi intensitas kegiatan belajar, tetapi motivasi dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dengan belajar. Makin tinggi tujuan belajar maka akan semakin besar pula motivasinya, dan semakin besar motivasi belajarnya akan semakin kuat pula kegiatan belajarnya. Ketiga komponen kegiatan atau perilaku belajar tersebut, saling berkaitan erat dan membentuk suatu kesatuan yang disebut sebagai proses motivasi belajar. Proses motivasi belajar ini meliputi tiga langkah yaitu;
1)      Adanya suatu kondisi yang terbentuk dari tenaga-tenaga pendorong belajar (desakan, motif, kebutuhan, dan keinginan belajar ) yang menimbulkan suatu ketegangan atau tenson.
2)      Berlangsungnya kegiatan atau perilaku belajar yang diarahkan pada pencapaian tujuan belajar akan mengendurkan atau menghilangkan ketegangan.
3)      Pencapaian tujuan belajar dan berkurangnya atau hilangnnya ketegangan.
Sumber motivasi dapat datang dari dirinya, kesadaran dan pemikiran dirinya, dapat juga dari luar, dari orang tua, guru-guru, sekolah, teman-teman, bahkan dari masyarakat dan media massa. Orang tua dan sekolah hendaknya menciptakan lingkungan dan menjalin hubungan dengan peserta didik agar tercipta motivasi positif terhadap belajar. Sebaliknya menjauhkan dengan hal-hal yang kemungkinan menimbulkan motivasi negatif terhadap kegiatan belajar siswa.
Motivasi belajar adakalanya  muncul dan sejalan dengan tujuan belajar, seperti menguasai ilmu pengetahuan, memiliki kecakapan atau kompetensi, motivasi yang seperti ini termasuk pada motivasi intrinsik, sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi belajar yang didorong hal lain diluar  belajar, akan tetapi masih ada hubungannya dengan belajar atau hasil belajar, seperti ingin mendapatkan ijazah, ingin diterima di sekolah favorit, ingin di sayang orang tua dsb.
Didalam program bimbingan dan konseling baik motivasi positif maupun motivasi negatif sama pentingnya. Motivasi positif dalam rangka pengembangan dan penyaluran bakat, minat serta dalam pemberian treatment kepada siswa. Motivasi negatif juga penting sebab peserta didik memperlihatkan tingkah laku belajar yang tidak produktif karena adanya motivasi negatif tertentu. Dengan demikian motivasi negatif dibutuhkan dalam memahami latar belakang suatu masalah, sedangkan motivasi positif diperlukan dalam pemecahan masalah.
Dibawah ini adalah bentuk-bentuk perilaku kurang motivasi belajar antara lain:
a.       Kelesuan dan ketidakberdayaan, seperti;  malas, enggan, lambat bekerja, mengulur waktu, pekerjan tidak selesai, kurang konsentrasi, acuh tak acuh, apatis, sikap jasmani yang kurang baik, perasaan pusing-pusing, mual, mengantuk dan sebagainya.
b.      Penghindaran atau pelarian diri, seperti; absen sekolah, bolos, tidak mengikuti pelajaran tertentu, tidak mengerjakan tugas, tidak mencatat, pelupa dan sebagainya.
c.       Penentang, seperti; kenakalan, suka mengganggu, merusak, tidak menyukai sesuatu pelajaran atau kegiatan, mengkritik, berdalih, dan sebagainya.

d.      Kompensasi, seperti; mencari kesibukan lain diluar pekerjaan, mengerjakan tugas lain pada waktu belajar, mendahulukan pekerjaan yang tidak penting dan sebagainya